Penelitian tindakan kelas (ptk)
Faisal R. Dongoran
Faisal R. Dongoran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pendekatan penelitian dalam bidang pendidikan yang dirancang untuk menjawab permasalahan nyata di dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan penelitian eksperimental murni atau survei kuantitatif berskala luas, PTK memberikan ruang bagi guru untuk bertindak sebagai peneliti di kelasnya sendiri, demi memperbaiki kondisi belajar-mengajar. Pentingnya pemahaman tentang PTK semakin menonjol, khususnya bagi mahasiswa Program S1 Pendidikan yang kelak akan menjadi pendidik profesional. Melalui PTK, guru dapat mengembangkan kompetensi profesional, menjadi lebih reflektif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Bab ini akan membahas empat hal utama terkait PTK: (1) Konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas, yang mencakup definisi, sudut pandang para ahli, hingga perkembangan historisnya di ranah pendidikan; (2) Ciri-ciri dan karakteristik utama PTK yang membuatnya unik dan berbeda dari bentuk penelitian lain; (3) Tujuan PTK, baik dari segi peningkatan kualitas pembelajaran maupun pengembangan profesionalitas guru; serta (4) Manfaat PTK bagi guru, siswa, dan institusi sekolah. Pemahaman atas keseluruhan materi ini diharapkan menjadi landasan yang solid bagi mahasiswa sebelum mempelajari bab-bab selanjutnya yang berfokus pada langkah-langkah pelaksanaan, penyusunan proposal, hingga metode analisis data dalam PTK.
Ketika mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan fundamental seperti: “Apa sebenarnya PTK dan mengapa kita perlu menerapkannya di kelas?”, “Bagaimana proses reflektif dan kolaboratif berperan dalam PTK?”, serta “Bagaimana PTK dapat memberi manfaat jangka panjang bagi peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah dasar?” Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan memandu calon pendidik dalam merancang inovasi pembelajaran yang secara langsung menjawab kendala atau tantangan di ruang kelas mereka.
Bab 2 ini akan membahas persyaratan pelaksanaan PTK dan membandingkannya dengan dua jenis penelitian pendidikan lainnya, yaitu penelitian komparasi dan penelitian eksperimen. Pemahaman mengenai persyaratan PTK amatlah penting agar guru atau calon pendidik dapat melaksanakan penelitian tindakan secara tepat dan bertanggung jawab. Selain itu, dengan mengetahui bagaimana PTK berbeda dari penelitian komparasi dan eksperimen, mahasiswa S1 di bidang pendidikan akan memiliki perspektif yang lebih komprehensif mengenai ragam metode riset yang tersedia untuk memecahkan masalah di dunia pendidikan.
Secara garis besar, Bab 2 terdiri atas empat bagian utama. Bagian A menjelaskan persyaratan pelaksanaan PTK, termasuk orientasi perbaikan nyata di kelas, pelibatan aktif guru dan siswa, serta kesinambungan siklus. Bagian B mengulas prinsip-prinsip validitas, reliabilitas, dan etika dalam PTK, sebab penelitian di ranah sekolah melibatkan aspek moral dan teknis yang wajib diperhatikan. Bagian C membahas perbedaan PTK dengan penelitian komparasi, menyoroti perbandingan tujuan, subjek, dan konteks masing-masing. Terakhir, Bagian D menyajikan perbedaan PTK dengan penelitian eksperimen, melihat pendekatan desain dan orientasi data yang kontras antara kedua metode.
Bab ini diharapkan mampu memberikan fondasi kuat bagi mahasiswa untuk memahami letak spesifik PTK di antara berbagai jenis penelitian pendidikan, serta menyiapkan mereka untuk menerapkan prinsip-prinsip validitas, reliabilitas, dan etika saat melakukan PTK di lapangan.
A. Persyaratan Pelaksanaan PTK
B. Prinsip-Prinsip Validitas, Reliabilitas, dan Etika
C. Perbedaan PTK dengan Penelitian Komparasi
D. Perbedaan PTK dengan Penelitian Eksperimen
Setelah pada bab-bab sebelumnya dibahas landasan konseptual dan persyaratan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), bab ini akan menyoroti beragam permasalahan yang sering ditemui dalam pelaksanaan PTK di lapangan. Meskipun PTK menawarkan fleksibilitas dan orientasi perbaikan berkelanjutan, pada praktiknya tidak lepas dari kendala—mulai dari keterbatasan waktu, minimnya sumber daya, hingga tantangan metodologis.
Lebih jauh, PTK juga memiliki keterbatasan di aspek skala dan generalisasi hasil. Penelitian yang sifatnya sangat kontekstual dan siklikal menimbulkan pertanyaan: sejauh mana temuan PTK dapat diterapkan di kelas atau sekolah lain? Di samping itu, kedekatan emosional antara guru-peneliti dan siswa kerap memunculkan bias tertentu, menuntut strategi khusus agar keabsahan data tetap terjaga.
Bab ini terbagi menjadi empat bagian. Bagian A mendeskripsikan jenis permasalahan yang umum dihadapi guru saat melaksanakan PTK, Bagian B menjelaskan keterbatasan skala dan generalisasi, Bagian C membahas faktor subjektivitas dan validitas, sedangkan Bagian D menguraikan strategi mengatasi kendala supaya PTK dapat berjalan efektif. Diharapkan, dengan memahami kendala serta keterbatasan ini, guru dapat lebih siap merancang dan menjalankan PTK yang berkualitas.
A. Jenis Permasalahan dalam PTK
B. Keterbatasan Skala dan Generalisasi
C. Faktor Subjektivitas dan Validitas
D. Strategi Mengatasi Kendala
Setelah membahas permasalahan dan keterbatasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kini tiba saatnya menelaah berbagai model yang dapat diadopsi dalam pelaksanaan PTK. Secara umum, model-model PTK dirancang untuk memandu guru (atau peneliti) menjalani proses sistematis: mulai dari merumuskan masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan di kelas, mengobservasi pelaksanaannya, hingga melakukan refleksi. Meskipun tahapan inti serupa, setiap model menonjolkan pendekatan dan penekanan yang berbeda.
Dalam bab ini, akan dibahas tiga model PTK yang dikenal luas di bidang pendidikan, yaitu Model Kemmis & McTaggart, Model Hopkins, dan Model Elliot. Ketiganya cukup populer karena menawarkan kerangka kerja yang relatif sederhana, namun tetap praktis dan aplikatif. Bab ini juga menyajikan perbandingan ketiga model serta membantu pembaca memilih model yang paling sesuai dengan konteks sekolah dasar, kemampuan guru, dan kompleksitas permasalahan pembelajaran di lapangan.
A. Model Kemmis & McTaggart
B. Model Hopkins
C. Model Elliot
D. Perbandingan dan Pemilihan Model PTK
Setelah mengenal model-model PTK, penting bagi mahasiswa S1 untuk memahami prosedur pelaksanaan PTK secara runtut. Bab 5 ini memandu pembaca agar menyadari bagaimana setiap langkah dalam penelitian tindakan saling berkaitan, mulai dari identifikasi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, hingga refleksi. Pendekatan siklikal tersebut memungkinkan guru melakukan perbaikan berkelanjutan sepanjang waktu.
Bagi seorang calon pendidik, pengetahuan tentang prosedur PTK sangat berharga. Ia tidak hanya membantu merumuskan langkah penelitian yang sistematis, tetapi juga memastikan bahwa upaya perbaikan di kelas berjalan efisien dan berorientasi pada hasil nyata. Bab ini akan menguraikan tahapan PTK secara rinci, dilengkapi dengan contoh penerapan di lapangan.
A. Identifikasi Masalah dan Perencanaan Tindakan
B. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
C. Observasi (Observing)
D. Refleksi (Reflecting) dan Revisi Tindakan
Setelah memahami konsep, model, dan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), langkah selanjutnya yang perlu dikuasai mahasiswa S1 (calon pendidik) adalah menyusun proposal PTK. Proposal PTK merupakan rancangan tertulis yang menggambarkan tujuan, lingkup masalah, landasan teori, serta rencana pelaksanaan penelitian secara sistematis. Dokumen ini penting karena menjadi pedoman dalam menjalankan PTK di kelas, sekaligus menjadi bukti keseriusan dan ketelitian guru/peneliti saat merancang sebuah penelitian tindakan.
Bab 6 ini akan memaparkan empat aspek utama dalam penyusunan proposal PTK: (A) Perumusan Masalah, (B) Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teoretik, (C) Metode Penelitian, serta (D) Rencana Analisis Data dan Jadwal Penelitian. Setiap subbab dibuka dengan narasi pengantar agar pembaca dapat memahami alasan dan relevansi dari masing-masing tahap. Diharapkan, setelah mempelajari Bab 6, mahasiswa mampu merancang proposal PTK yang jelas, terstruktur, dan siap diimplementasikan di kelas.
A. Perumusan Masalah
B. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teoretik
C. Metode Penelitian
D. Rencana Analisis Data dan Jadwal Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pengumpulan data memegang peran sentral karena menjadi dasar pembuatan keputusan reflektif dan penyempurnaan tindakan di siklus berikutnya. Setiap guru-peneliti memerlukan metode dan teknik pengumpulan data yang dapat memotret realitas kelas secara akurat, baik dari sisi kualitatif (mis. perilaku siswa, interaksi) maupun kuantitatif (mis. hasil tes, jumlah partisipasi). Bab 7 ini akan menyajikan empat teknik utama: observasi, wawancara dan angket, tes dan penilaian kognitif, serta dokumentasi dan catatan lapangan. Masing-masing subbagian dibuka dengan pengantar ringkas sebelum masuk ke bentuk atau prosedur praktis yang bisa diadopsi oleh mahasiswa S1 dalam melaksanakan PTK di kelas.
A. Observasi
B. Wawancara dan Angket
C. Tes dan Penilaian Kognitif
D. Dokumentasi dan Catatan Lapangan
Setelah pada bab sebelumnya membahas beragam metode pengumpulan data, Bab 8 secara khusus menyoroti penyusunan instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen memiliki peran fundamental: kualitas data yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas instrumen tersebut. Jika instrumen dirancang secara sembarangan, hasil PTK bisa saja bias, kurang valid, dan sulit diandalkan.
Bab ini terdiri dari (A) Variabel Penelitian dan Indikator, (B) Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara, (C) Angket dan Tes Tertulis, serta (D) Uji Coba Instrumen. Masing-masing subbagian akan diawali dengan pengantar singkat, kemudian memuat poin-poin teknik praktis yang dapat diimplementasikan oleh mahasiswa S1 saat menyusun instrumen PTK. Diharapkan, setelah mempelajari bab ini, pembaca mampu menyusun, memverifikasi, dan menguji instrumen yang relevan dengan masalah penelitian di kelas mereka.
A. Variabel Penelitian dan Indikator
B. Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara
C. Angket dan Tes Tertulis
D. Uji Coba Instrumen
Setelah mempersiapkan segala aspek yang berkaitan dengan instrumen dan perencanaan di bab-bab sebelumnya, kini tiba saatnya untuk melaksanakan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bab 9 ini akan memaparkan prosedur pelaksanaan tindakan secara runtut: mulai dari tahap persiapan, eksekusi di kelas, observasi dan pengumpulan data, hingga refleksi awal serta penyesuaian tindakan jika diperlukan. Proses ini menjadi inti dari PTK karena guru menerapkan strategi pembelajaran baru atau inovatif dan mengumpulkan data empiris tentang efektivitasnya.
Di bab ini, Anda akan disuguhi empat subpokok bahasan: (A) Persiapan Pelaksanaan, (B) Eksekusi Tindakan di Kelas, (C) Observasi dan Pengumpulan Data, dan (D) Refleksi Awal dan Penyesuaian Tindakan. Masing-masing subbagian disertai narasi pengantar dan poin-poin penting untuk mempermudah Anda memahami alur pelaksanaan tindakan di kelas secara efektif.
A. Persiapan Pelaksanaan
B. Eksekusi Tindakan di Kelas
C. Observasi dan Pengumpulan Data
D. Refleksi Awal dan Penyesuaian Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), analisis data menjadi tahapan krusial untuk menilai keefektifan tindakan, memahami kemajuan siswa, serta menentukan keputusan di akhir siklus. Bab 10 ini akan mengulas bagaimana data kuantitatif dan kualitatif diolah dalam konteks PTK, pentingnya triangulasi dan validasi temuan, serta cara guru menarik kesimpulan sementara guna memutuskan apakah tindakan perlu diperbaiki, dilanjutkan, atau dihentikan. Setelah menuntaskan bab ini, diharapkan mahasiswa S1 mampu memadukan kedua jenis analisis (kuantitatif maupun kualitatif) dan menerapkan strategi validasi data yang meyakinkan.
A. Pengolahan Data Kuantitatif
B. Analisis Data Kualitatif
C. Triangulasi dan Validasi Temuan
D. Penarikan Kesimpulan Sementara dan Keputusan Tindakan Lanjutan
Setelah melalui tahapan analisis data yang komprehensif di bab sebelumnya, langkah selanjutnya dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah menafsirkan temuan serta merumuskan kesimpulan akhir. Bab 11 ini menyoroti proses interpretasi, penyusunan kesimpulan yang menjawab pertanyaan penelitian, serta rekomendasi tindak lanjut yang dapat diambil berdasarkan hasil PTK. Selain itu, bab ini juga menekankan pentingnya penulisan laporan final dan diseminasi hasil penelitian, agar inovasi yang dijalankan di kelas dapat bermanfaat bagi guru lain atau pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
A. Penafsiran Temuan Penelitian
B. Penyusunan Kesimpulan Akhir
C. Rekomendasi Tindak Lanjut
D. Penulisan Laporan Final dan Diseminasi
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Burns, A. (2010). Doing Action Research in English Language Teaching: A Guide for Practitioners. New York: Routledge.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2018). Research Methods in Education (8th Edition). London: Routledge.
Depdiknas. (2009). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Elliott, J. (1991). Action Research for Educational Change. Milton Keynes: Open University Press.
Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., & Hyun, H.H. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education (8th ed.). New York: McGraw-Hill.
Hopkins, D. (2008). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Maidenhead: Open University Press.
Kemmis, S. & McTaggart, R. (1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press.
Miles, M.B., Huberman, A.M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
Oppenheim, A.N. (2000). Questionnaire Design, Interviewing and Attitude Measurement. London: Continuum.
Rust, C. & Golombok, S. (2009). Modern Psychometrics: The Science of Psychological Assessment. London: Routledge.
Stringer, E. (2013). Action Research (4th ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
Suharsimi, A. & Supardi. (2018). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.